Jam 5. Waktunya pulang kantor. Begitu keluar ruangan, agak gerimis. Langsung pulang, macet. Tetap di kantor, listrik sudah dimatikan. Terpaksa pulang, walau agak malas mengahadapi kenyataan, macetnya Jakarta. Berpikir sebentar. Perut mengirimkan informasi ke otak dan otak menyampaikan kepada saya, kalau perut minta diisi. Sebenarnya masih cukup kenyang. Menghadapi kemacetan dengan perut agak kosong bukan sebuah keputusan yang bijak. Sepertinya saat yang tepat untuk makan makanan berkuah. Langsung saya menuju ke tempat makan bakso yang enak.

Pilihan saya makan sore hari ini adalah bakso. Banyak tempat makan bakso di Rawamangun, Jakarta Timur. Salah satu yang enak, mie bakso kocok Simpang Tiga. Banyak orang yang menyebutnya begitu karena tempatnya berada di simpang tiga. Kalau dari arah jl. Pemuda, begitu ketemu lampu merah Arion Plaza, belok kanan. Lurus saja sampai ketemu lampu merah dekat terminal Rawamangun. Setelah lampu merah, langsung cari parkir. Ditempat parkir ada yang jual es buah, pas disebelahnya, tukang bakso itu berada.

Mie kocok, makanan khas Bandung. Biasanya Mie Kocok berupa mie kuning gepeng plus tauge disiram kuah berkaldu ditambahkan irisan kikil sapi. Kalau yang ini, sudah pasti beda. Kikil diganti dengan bakso dan bisa ditambah bihun. Namanya menjadi  mie bakso kocok.

Mie bakso kocok Simpang Tiga sudah ada sejak 1982. Waktu tinggal di Rawamangun, saya sering makan di sini. Jadi ingat, ketika masih kecil, ikut arisan bersama 12 anak tetangga. Pas pengocokan arisan dilakukan di tempat ini. Saya menang. Duitnya habis untuk bayarin mereka makan bakso. Kalau ingat suka senyum-senyum sendiri. 

Saya pesan semangkok bakso dengan bihun dan tauge diguyur kuah kaldu sapi. Bakso dibuat dari daging halus. Bila dibelah warna dalamnya berwarna merah muda. Sampai sekarang rasanya tidak berubah… juaraaaaa….. Sayang kalau makannya cuma semangkok *langsung nambah* Untuk melengkapi kenikmatan, minumnya es buah bisa dipesan di warung sebelah. Perfecto. Harga semangkok mie bakso kocok Rp. 12.000 dan es buah Rp.3000. Buka setiap hari dari jam 10.00-22.00.

Selama makan, kita akan dihibur silih berganti oleh penyanyi jalanan. Jadi saran saya sediakan uang receh untuk membayar mereka. Dulu waktu kuliah, saking seringnya makan disini sampai kenal seorang penyanyi jalanan bersuara bagus –menurut saya- Tadinya hanya sekedar memberikan uang receh, akhirnya bisa kenal. Kadang kalau ketemu dia di tempat ini, saya mengajak makan bakso sambil ngobrol ringan. Kini, saya tidak tahu dimana dia berada. 

Perut sudah terisi 2 mangkok mie bakso kocok dan segelas es buah segar. Rasanya bisa menambah tenaga untuk menembus kemacetan Jakarta. Mau semacet apapun kalau perut sudah kenyang, rasanya buat  saya tidak masalah.